Sabtu, 03 Mei 2014

3 Tips untuk Anda yang Ingin Menjadi Pemain Kunci Futsal

Futsal adalah permainan tim, dimainkan lima melawan lima. Dengan waktu
terbatas dan taktik yang jelas. Ada kalanya dalam kerjasama tim, seorang
pemain menonjol membuat perbedaan. Menemukan solusi dari buntunya
permainan, yang dengan dribbling, passing, dan pergerakannya membawa
ancaman bagi tim lawan. Semua mengetahui itu, namun sayangnya para pemula
memilih mengetahui dengan melupakan yang pertama. Dengan tidak
mengutamakan permainan tim, dan lebih memilih memenangkan semua
pertandingannya SENDIRIAN. Dribble, dribble, dribble, shooting, prok prok prok
jadilah gol… Simpel dan keren kan?
Ya, memang kedengeran keren kalau di dunia nyata kamu adalah seorang Lionel
Messi. Tapi masalahnya KAMU BUKAN. Malah gak sesimpel kedengarannya.
Saya tidak menulis HOW I LEARN TO PLAY CLASSY LIKE MESSI, dan mengatakan
ini dengan tanpa alasan. Justru lebih baik Anda mengetahui artikel ini sebelum
membaca buku saya itu. Here is why…
Meniru seorang Lionel Messi. Sekarang, kita sedang membicarakan seorang
pemain profesional, orang yang menghabiskan seluruh jam produktifnya untuk
bermain sepakbola. Dibimbing oleh pelatih yang juga profesional, yang
menghabiskan seluruh waktunya menyajikan metode terbaik peningkatan skill
pemain bola. Lalu ia adalah pemain FC Barcelona, klub yang dihuni nyaris
setengah dari skuad yang memenangkan Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro
2012, berturutan! Lalu melebihi semua standar yang telah saya sebutkan
sebelumnya ia adalah satu-satunya peraih 4 kali Ballon D’Or berturutan dan
pencetak gol terbanyak sepanjang masa FC Barcelona. Dengan syarat seperti
inilah Anda baru boleh mencoba memenangkan pertandingan SENDIRIAN.
Pep Guardiola saja kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan kemampuannya.
Dalam sebuah konferensi pers Pep mengatakan, “Put in the superlatives
yourselves, I’m running out.” Pikir sendiri dah kalimat pujiannya, saya gak punya
stok. Para wartawan dipaksa menulis soal Pep yang kehabisan kata-kata setelah
berkumpul dan menunggu komentar soal Messi dari pelatih terbaik dunia ini.
Meski begitu dengan segala kemampuan dan pengakuan yang dimilikinya, Messi
justru bermain dengan gameplan yang berbeda. Permainannya mengalami
revolusi di era Pep Guardiola. Revolusi yang membawanya pada raihan treble
winner. Mentoring langsung dari Guardiola berhasil menjadikan Messi sebagai
pemain terbaik dunia saat membawa bola, dan dengan nasihat Pep juga menjadi
pemain terbaik dunia dengan tanpa membawa bola. Pep yang mengajarkan
Messi pentingnya pergerakan off the ball ini dimana pemain depan adalah GARIS
PERTAMA PERTAHANAN, yang PERTAMA KALI HARUS memberikan tekanan
kepada lawan. Dan yang pertama memberi opsi (pilihan) kepada rekan saat
dalam penyerangan. Dalam rentang waktu empat tahun kepemimpinan Guardiola,
Messi berkembang menjadi pemain tim yang sangat efektif. Beragam
kemenangan dan tropi diraih dengan karakter permainannya yang baru ini.
Bandingkan dengan musim 2006-2007, masa dimana Messi mengerahkan
seluruh kemampuan dribblingnya. Pada pertandingan Messi di Copa Del Rey
melawan Getafe, ia berhasil meniru persis gol Maradona melewati enam pemain
lawan di semifinal Piala Dunia 1986. Sayangnya permainan ciamik itu tak
membawa gelar bergengsi di akhir musim. Malah Barca terpuruk di musim itu
diperparah dengan kekalahan 1-0 dari Internacional, klub Brazil, pada final
Kejuaraan Piala Dunia antar klub.
Jadi, saya tak bisa menyalahkan Anda dan orang-orang yang mencoba
menirunya. Seolah dengan bermain dribble ke sana kemari kita bisa menjadi next
Ballon D’ Or, atau minimal menjadi ‘Si Nomor 10’ dalam tim. Tapi di sinilah letak
kesalahannya. Orang-orang yang mencoba meniru Lionel Messi mengingat aspek
permainannya yang paling terkenal saja: DRIBBLE. Jika semudah itu cara
memenangkan pertandingan, Messi tak akan jadi pemain seistimewa sekarang.
Karena toh, banyak pemain yang bisa dribble dengan kecepatan tinggi.
Ada hal lain yang menjadikan Messi pemain berkelas seperti work rate (etos
permainan), teamwork (kerjasama tim), dan determinasi (ketekunan bergerak)
yang membutuhkan bertahun-tahun penguasaan. Sangat tak mungkin MENIRU
LIONEL MESSI, tapi amatlah mungkin, MENIRU GAYA BERMAINNYA untuk kita
terapkan dalam permainan futsal kita agar menjadi pemain berkelas.
Itulah dasar pemikiran dari buku HOW I LEARN TO PLAY CLASSY LIKE MESSI.
Tapi tak perlu khawatir karena tak bisa meniru Lionel Messi . Meski kita tak akan
pernah menjadi pemain terbaik dunia, tapi masih mungkin bagi kita untuk
menjadi pemain berkelas yang lebih efektif, kali ini seperti gaya bermain Messi,
dan itu adalah ketiga elemen di bawah ini:
1. Membuat keputusan tepat
Saat mendapat bola, selalu tersedia banyak pilihan : mengumpan balik (back
pass) kepada rekan, mengumpan ke pemain lain di seberang lapangan,
menggiring bola sendiri, atau jika berada dalam kotak penalti keputusannya
antara passing atau shooting. Tak ada salah dan benar di antara pilihan-pilihan
tersebut, hanya ada pilihan yang gak ngaruh alias tak membawa hasil. Pilihan
yang satu bisa jadi yang paling efektif dalam satu kesempatan, tapi pada situasi
yang berbeda bisa berubah menjadi yang paling buruk. Keputusan yang tepat
adalah yang paling membahayakan dan mengancam permainan lawan
sebagaimana sering dilakukan oleh Lionel Messi. Itulah mengapa dialah yang
terbaik di dunia saat ini.Kemampuan membuat keputusan tepat tak lahir dalam
sekali tanding. Ia berkembang tiap kali kita mengevaluasi kembali keputusan kita
sepanjang pertandingan..
2. Buat keputusan tepat, DENGAN LEBIH CEPAT
Xavi Hernandez dalam sebuah wawancara pernah menyinggung soal kemampuan
Messi membuat keputusan pertandingan. Messi melakukannya dengan “speed of
his minds, and the speed of his legs”. Kecepatan berpikir dan kelincahan kaki.
Saat pemain lain hanya memiliki salah satunya, Messi punya keduanya. Bagi
kebanyakan kita para penghobi futsal, memiliki satu saja sudah merupakan suatu
keberuntungan. Tapi bergembiralah, karena satu itu saja sudah merupakan
keuntungan kompetitif. Jadi, latihlah kemampuan membuat keputusan tepat
dengan lebih cepat. Seiring pengalaman dan banyaknya evaluasi yang kita
lakukan, kemampuan itu secara alami akan berkembang.
3. Jika sudah memutuskan, eksekusi TEKNIK dengan kesempurnaan
Aspek teknik menjadi penentu kesuksesan eksekusi seorang pemain, atau
berubah menjadi peluang yang terbuang. Kemampuan Messi adalah produk dari
akademi La Masia yang lebih mengutamakan aspek teknik daripada fisik.
Prioritas mereka menjadikan aspek fisik bisa diurus belakangan. Dan prioritas
seperti inilah yang membawa Barcelona menjadi klub dengan permainan terbaik di
dunia. Meski tubuh kebanyakan pemainnya pendek, langsing, dan tidak gempal,
teknik yang mereka kuasai membuat banyak perbedaan. Ambil saja contoh,
banyaknya gol-gol Barcelona yang dilakukan dengan teknik dari Iniesta, Xavi,
Alexis, Villa, Fabregas, dan Messi sendiri. Jarang tercipta gol dari heading atau
sundulan yang notabene milik pemain berpostur tinggi, atau tendangan jarak jauh
bertenaga keras. Sebaliknya gol-gol mereka lebih banyak tercipta di mulut
gawang kebanyakan bertenaga sedang sampai lemah, dengan teknik passing ke
gawang dan chip ball alias mencetak gol dengan melambungkan bola melewati
kiper. Aspek fisik tak terlalu diekspos.
Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengeksekusi TEKNIK YANG TEPAT di
TEMPAT YANG TEPAT. Buat keputusan tepat. Dengan cepat. Eksekusi dengan
teknik sempurna. Kuasai ketiga elemen tersebut dan Anda akan menikmati
permainan berkelas seperti Lionel Messi.
Jangan jadi pemain biasa, jadilah pemain kunci.

0 komentar:

Posting Komentar